Masyarakat Industri
Menurut Straubhaar dan LaRose (2004), Masyarakat Industri
mengacu pada terjadinya Revolusi Industri, yang umumnya dikaitkan dengan
penemuan mesin uap. Namun sesungguhnya, pemicu penting menuju era industri
tersebut dimulai dengan penemuan di bidang komunikasi, yakni publikasi Bible
yang diproduksi dengan mesin cetak pengembangan dari Johannes Guttenberg
(1455).
B. Munculnya
Masyarakat Industri
Manusia cenderung bersifat dinamis. Selalu ada perubahan
yang terjadi pada diri manusia. Semakin
meningkatnya kebutuhan hidup sedangkan SDA yang tersedia semakin menipis
dan lahan kerja yang tidak memadai, keterbatasan lahan perkotaan untuk migrasi,
pemerataan pembangunan dan penghematan biya produksi menyebabkan munculnya
keinginan untuk menciptakan satu hal baru yang dapat meningkatkan taraf hidup
menjadi lebih baik dengan mengubah pola hidupnya. Perubahan paling
sederhana yang tampak secara spasial adalah alih fungsi lahan pertanian menjadi
kawasan industri dan kawasan perumahan yang tentu berdampak pada beralihnya
profesi masyarakat petani ke profesi lain. Hal ini mempunyai pengaruh pada pola
hidup, mata pencaharian, perilaku maupun cara berpikir.
Masyarakat dan kebudayaan memang saling mempengaruhi,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh tersebut dimungkinkan
karena kebudayaan merupakan produk dari masyarakat. Pengaruh yang nantinya akan
membuat perubahan umumnya terjadi karena adanya tuntutan situasi sekitar yang
berkembang. Sehingga, masyarakat yang awalnya masyarakat pertanian lambat laun
berubah menjadi masyarakat industri.
Perubahan sosial terjadi karena adanya kondisi-kondisi sosial primer, misalnya
kondisi ekonomi, teknologi, georafi dan biologi. Kondisi-kondisi inilah yang
menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya.
C.
Ciri-ciri
Masyarakat Industri
1.
Secara Umum
v Meluasnya produksi massa barang-barang
industri dengan menggunakan mesin, yang terpusat di kota-kota besar
v Migrasi massal dari pedesaan ke
kota-kota (urbanisasi)
v Peralihan dari pekerjaan sektor
pertanian kepada pekerjaan di sektor pabrik.
v Jumlah penduduk kota yang melek huruf
seiring kebutuhan bidang pekerjaan yang lebih komplek
v Munculnya surat kabar untuk kaum urban
sebagai sarana untuk mengiklankan produk-produk baru industri. Media massa
mempunyai peranan penting dalam masyarakat industri.
v Penemuan teknologi baru seperti film,
radio, dan televisi sebagai hiburan kaum urban.
2. Secara Khusus
·
Pertama
Mereka
dalam menyambung kehidupan tidak melewati lahan pertanian
seperti masyarakat agraris atau mengandalkan hasil peternakan, seperti
masyarakat padang pasir, melainkan pada
jalannya mesin-mesin pabrik, khususnya di daerah perkotaan, sedangkan pertanian
dikerjakan di daerah pedesaan dalam lokalisasi yang sangat kecil, karena
dengan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi mampu menciptakan panen yang cukup
besar, di Amerika Serikat lokalisasi pertanian hanya 5% saja, sudah mampu
memberikan kehidupan pada masyarakat lain yang bekerja di luar sektor
pertanian.
Ketergantungan masyarakat
industri terhadap pabrik, sama halnya bergantung dengan penguasa pabrik, tidak
jarang dijumpai penguasa pabrik bersikap tidak etis atau tidak manusiawi
terhadap pekerja diantaranya melarang beribadah, membuka aurat, memaksa ikut
upacara agamanya, bila tidak bersedia akan dikeluarkan. Mereka yang tidak tahan
menghadapi kesulitan hidup mudah melepaskan kepercayaan agamanya. Berbeda
dengan masyarakat yang menggantungkan hidupnya dengan tanah pertanian, tanah
tersebut tidak mampu memaksakan orang berlaku dholim.
• Kedua
Potensi-potensi kehidupan terdapat pada sarana-sarana
yang dapat menunjang perkembangan pabrik diantaranya ialah ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan gedung misalnya
pengetahuan arsitek atau sipil, yang berhubungan dengan pengaturan personalnya terdapat pada pengetahuan
personalia atau manajemen untuk pengembangan
produksi terdapat pada manajemen pemasaran, akuntansi untuk kegiatan
administrasinya dan masih banyak lagi pengetahuan untuk bekal hidup pada
Masyarakat Industri.
Pengetahuan yang tidak
berhubungan langsung untuk menunjang produksi kurang mendapatkan perhatian,
misalkan pengetahuan keguruan, lebih dijauhkan lagi apabila bidangnya tidak
berhubungan dengan produksi, misalkan bidang keagamaan, sejarah, bahasa, atau
filsafat. Secara alamiah akan terjadi klas ilmu pengetahuan, pengetahuan teknik
perusahaan lebih dominan daripada pengetahuan sosial. Akibatnya mereka akan
cepat mendapatkan kemajuan material akan tetapi sangat ketinggalan terhadap
permasalahan nilai-nilai kemanusiaan, kehidupan dan ketuhanan.
• Ketiga
Kecintaan
masyarakat industri terhadap kebahagiaan material sangat besar dibandingkan
dengan kebahagiaan immaterial, sebagaimana kebahagiaan
masyarakat agraris, yang lebih menekankan pada kerukunan, kasih sayang dan
saling menghormati. Hal itu dapat dimaklumi karena bentuk-bentuk kebahagiaan
material pada masyarakat industri kuantitas dan kualitasnya sangat banyak,
variatif dan selalu mengalami perubahan, berkat dukungan kemajuan pengetahuan
teknologi.
Mereka
lebih baik mengorbankan kebahagiaan immaterial yang ruang lingkupnya lebih
kecil, demi kebahagiaan material. Sehingga masyarakat industri banyak mengalami
gangguan psikis, rasa ketegangan, persaingan, ketakutan terhadap ketertinggalan
dan konflik, perjudian, wanita dan minuman keras sering dijadikan tempat hiburan
untuk menghilangkan ketegangan.
3. Perilaku Masyarakat Industri
Ø manusia perorangan atau individu.
Ø Kesempatan kerja lebih banyak diperoleh
warga kota karena sistem pembagian kerja yang tegas dan sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya (prfesionalisme)
Ø Pola pemikiran yang rasional,
sistematis dan objektif yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan
menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor
kepentingan dari pada faktor pribadi.
Ø Faktor waktu lebih penting dan berharga, sehingga
pembagian waktu yang sangat teliti sangat penting untuk mengejar kepentingan
individu.
Ø para pengelola industri akan
menciptakan aturan-aturan yang berlaku sesuai tuntutan dalam dunia industri
yang jauh berbeda dengan aturan masyarakat agraris.
Ø . Mereka cenderung lebih menghargai
waktu, hidup serba cepat, jam kerja mereka lebih jelas, kerja tersistematisasi,
persaingan ketat di berbagai aspek, dan sebagainya.
Ø mereka juga cenderung lebih menggunakan
rasio dalam memutuskan sesuatu ataupun bertindak.
Ø Perubahan sosial sangat nampak dengan
nyata, karena kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
4. Kebudayaan
Masyarakat Industri
Industri memberikan input kepada masyarakat sehingga
membentuk sikap dan tingkah laku yang mencerminkan cara bersikap dalam bekerja.
Dengan berkembangnya aspek ekonomi yaitu industrialisasi jelas akan membawa
perubahan dalam dalam kehidupan masyarakat walaupun secara perlahan. Masyarakat
secara bertahap menerima adanya zaman baru, yaitu modernisasi.
Mereka mulai belajar menerima budaya
yang ditularkan negara luar karena adanya kerjasama satu sama lain dan hal itu
tidak bisa dihindarkan. Mereka harus bisa menyesuaikan diri, namun hal itu
tidak lantas mengharuskan masyarakat meninggalkan budaya sendiri.
Secara ekonomis kini masyarakat industrialis semakin bertambah kaya, baik secar
kuantitas maupun kualitas. Namun kondisi yang membaik ini menurut Mercuse
adalah keadaan yang terlihat hanya dari kulit luarnya saja. Sesuatu yang menipu
karena pada kenyataanya peningkatan kualitas dan kuantitas kesejahteraan
manusia hanya dirasakan secara lahiriah saja. Manusia
pada masyarakat industri adalah manusia yang tidah utuh nilai-nilai
kemanusiaannya. Mereka terjebak dalam budaya konsumeristik hedonisme yang
dipacu oleh faktor-faktor produksi. Kemajuan dibidang material justru berbading
terbalik dengan merosotnya nilai-nilai moral, kebudayaan dan agama.
Kemajuan teknologi dengan sokongan kapitalilsme hadir untuk membantu manusia
mengisi kekosongan dalam kehidupan pribadi manusia. Alih-alih melepas lelah
setelah habis bekerja seharian, orang-orang kemudian mengabiskan uang dari
hasil kerjanya ditempat-tempat yang telah disiapkan untuk mengilangkan
kepenatan, baik itu tempat rekreasi, game zone, shooping dengan aneka barang
pilihan dan yang pasti gelaran itu akan serta-merta mendorong masyarakat pada
posisi konsumen dari apa yang mereka produksi sendiri. Mereka terjebak dalam gaya hidup (life style) konsumtif dan hedonis,
sehingga secara tidak sadar mereka menjadi obyek pasar.
Untuk menjadi industrial, masyarakat harus disiapkan
untuk menerima nilai-nilai yang bakal menunjang proses industrialisasi,
dikehendaki ataupun tidak pasti melahirkan tata nilai yang kebanyakan tidak
dikenal oleh suatu masyarakat pedesaan (Nurcholish Madjid, 1999 : 127).
5. Mata Pencaharian
Menurut Drs. Thayeb M. Gobel (pendiri Gobel Group) (Alm.)
dan Mr. Konosuke Matsushita (pendiri Matsushita Electric Industrial co.,ltd -
jepang) (Alm.), kemajuan masyarakat industri di Indonesia, tidak mungkin lepas
dari daya kreativitas dan inovasi pelaku industri masyarakat pengguna produk
industri. Karena itu, daya kreativitas dan inovasi yang menjadi sumber mata air
kemajuan dan perkembangan masyarakat industri di Indonesia.
Dalam masyarakat industri biasanya terdapat spesialisasi
pekerjaan. Terbentuknya spesialisasi pekerjaan tersebut disebabkan oleh semakin
kompleks dan rumitnya bidang-bidang pekerjaan dalam masyarakat industri. Proses
perubahan yang terjadi dalam diferensiasi pekerjaan ini mengakibatkan terjadinya
hierarki prestise dan penghasilan yang kemudian menimbulkan adanya stratifikasi
dalam masyarakat yang biasanya berbentuk piramida. Stratifikasi sosial inilah
yang menentukan strata anggota masyarakat yang ditentukan berdasarkan sikap dan
karakteristik masing-masing anggota kelompok.
Di wilayah Industri sudah banyak tedapat industri.
Ini menyebabkan mata pencaharian masyarakat
setempat sebagai karyawan atau buruh pabrik. Hal ini disebabkan lahan pertanian
sekitar desa industri telah menjadi lahan industri, menjadikan kebanyakan warga
menjadikan mata pencaharian utama adalah sebagai karyawan pabrik atau sebagai
buruh. Selain itu akibat wilayah mereka menjadi industri, menyebabkan
dari masyarakat menjadi pedagang, baik kecil maupun menengah.
Dalam masyarakat Industri, mata
pencaharian masyarakatnya secara umum dapat diklasifikasikan sebagai pengolah
dan pembuat barang-barang industri. Bercocok tanam tidak lagi menjadi pekerjaan
tetap mereka,karena lahan- lahan pertanian telah berubah fungsi menjadi home industri
dan pabrik pabrik. Perlu digarisbawahi bahwa perubahan mata pencaharian
tadi, juga sangat berpengaruh pada kemajuan perdagangan. Sehingga berdagang juga merupakan salah satu ciri
mata pencaharian masyarakat industri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar